Tidak hanya sebagai alat potong atau senjata, Golok Sungai Musi ini adalah artefak budaya yang sarat akan simbolisme dan estetika tinggi. Terbuat dari kuningan dengan bilah menyatu, golok ini ditemukan di dekat kawasan keraton tua Palembang dan menyimpan jejak perpaduan budaya Jawa dan Melayu-Palembang sejak masa Majapahit.
Bagian hulu golok yang berbentuk kepala perempuan berambut panjang bukan hanya ornamen, melainkan simbol kekuatan feminin dan keluhuran martabat. Hiasan ukir pada bilah—bermotif belah ketupat tersisir dan sambungan tumpal rendo—bukan sekadar dekoratif, tetapi menunjukkan tingkat detail pengerjaan yang luar biasa serta makna ritual yang mendalam.
Dari desain hingga materialnya, golok ini lebih dari sekadar senjata: ia adalah simbol status, bagian dari upacara, dan penanda kebesaran penguasa. Melalui proses konservasi berlapis, terlihat jelas bahwa fungsi golok ini tidak pernah hanya praktis, melainkan penuh makna budaya.
Dalam konteks modern, golok ini bisa dibaca sebagai hasil cross-cultural craftsmanship—inovasi visual dan teknikal yang mempertemukan dua dunia: warisan lokal dan nilai-nilai universal seperti kekuatan, keindahan, dan kebesaran.